Drop Down

18 Desember 2011

Budaya Kita, Budaya Malu

Di kantor-kantor, sekolah-sekolah dan tempat-tempat semacamnnya kita sering menjumpai slogan ‘Tumbuhkan Budaya Malu’ dengan 7 butir malu. Lalu, apakah arti dari budaya malu tersebut? Budaya artinya hal yang sering dilakukan atau kebiasaan sehari-hari. Sedangkan malu mempunyai arti merasa tidak enak hati. Jadi, budaya malu mempunyai arti membiasakan diri untuk mempunyai rasa malu terhadap hal-hal yang negatif.

Butir pertama, malu karena pulang terlambat atau pulang cepat. Entah itu terlambat karena hal yang mendesak ataupun karena hal yang disengaja. Apalagi pulang cepat, seringkali kita mempunyai keinginan untuk pulang cepat karena bosan terhadap apa yang kita kerjakan. Kerjakanlah pekerjaan kita tepat waktu, biasakan diri untuk tidak terlambat ataupun pulang cepat dan mempunyai rasa malu terhadap hal itu.

Butir kedua, malu karena melihat rekan sibuk melakukan aktivitas. Seperti di kelas contohnya, jika teman sedang melaksanakan piket dan kita diam saja melihat mereka membersihkan ruangan. Seharusnya kita ikut membantu, karena hal itu menyangkut kepentingan kita bersama. Jangan hanya diam, tidak tahu malu.

Butir ketiga, malu karena melanggar peraturan. Kebanyakan orang disaat melanggar peraturan pasti punya rasa malu. Tetapi ada juga orang yang sudah kebal akan pelanggaran, disinilah hal yang perlu diperbaiki.

Butir keempat, malu untuk berbuat salah. Jika hari ini berbuat salah, maka kedepan berbuatlah yang lebih baik. Jangan terpuruk akan kesalahanmu sekarang, tetapi ambilah hikmahnya.

Butir kelima, malu karena bekerja tidak berprestasi. Bekerja pastinya menuntut hal yang maksimal. Jika ingin mencapai pencapaian yang maksimal, berusahalah bekerja keras dengan tidak bekerja setengah-setengah. Apabila jika bekerja hanya sekedar bekerja, hasilnya pasti akan sia-sia.

Butir keenam, malu karena tugas tidak terlaksana/selesai tepat waktu. Usaha yang paling tepat untuk menanggulangi hal ini adalah dengan ‘mencicil tugas’. Seringkali kita dihadapkan dengan masalah waktu, tetapi jika didukung dengan kemauan keras, kemungkinan hal apapun itu pasti dapat terlaksana.

Butir ketujuh, malu karena tidak berperan aktif dalam mewujudkan kebersihan lingkungan kantor/sekolah. Lingkungan yang bersih mampu menambah semangat dalam bekerja. Kita harus bisa menjaga kebersihan lingkungan bersama.

Demikianlah budaya malu yang harus kita teladani sejak dini. Karena menumbuhkan Budaya Malu sangatlah penting, agar kita tidak terbiasa dengan sikap ‘malu-maluin’. Dalam arti menumbuhakan budaya malu disini, ialah dapat menumbuhkan rasa kedisiplinan diri. Maka hal ini sangatlah baik kita terapkan sejak dini. Dengan kedisiplinan diri yang tinggi, kelak kita akan menjadi orang yang sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar, masukan, dan supportnya.